September 7, 2013

[Review Novel] The Devil in Black Jeans

IDENTITAS BUKU :
Judul : The Devil in Black Jeans
Penulis : aliaZalea
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Sampul : Martin Dima
Editor : Eka Pudjawati
Tebal : 352 halaman
ISBN : 978-979-22-9188-9

SINOPSIS :
Dara betul-betul mencintai pekerjaannya sebagai personal assistant para artis, sampai dia bekerja untuk Blu, penyanyi opera Indonesia berumur lima belas tahun. Masalahnya bukan pada Blu, tapi kakaknya, yaitu Johan Brawijaya, drummer paling ganteng se-Indonesia yang superprotektif kepada adiknya dan membuat Dara ingin mencekiknya setiap kali bertemu.

Sebagai drummer kawakan Indonesia dengan wajah di atas rata-rata dan masih single, Jo mencintai kebebasannya untuk melakukan apa saja yang dia mau. Kebebasan ini punah dengan kedatangan adiknya di rumahnya. Seakan itu belum cukup parah, kini seorang PA artis yang sok tahu, super menyebalkan, berbentuk Dara, muncul dan mulai mengatur kehidupannya.

Satu-satunya hal yang membuat mereka berdua bisa saling bertoleransi adalah karena Blu. Atau itulah yang mereka pikir hingga ciuman itu terjadi. Satu ciuman yang membuat keduanya berpikir dua kali tentang perasaan mereka terhadap satu sama lain.


REVIEW :
Sebenarnya udah lumayan lama tau novel ini, tapi mengingat novel aliaZalea banyak adegan dewasa, novel ini cuma aku lirik kalo ke toko buku. Tanpa disentuh sama sekali.

Terus bisa punya novel ini karena ada yang jual buntelan 4 novel tebal dengan harga terjangkau, Three Weddings and Jane Austen, Lukisan Hujan, Restart, dan The Devil in Black Jeans ini. Pilihan pertama untuk dibaca adalah novel ini.

Ceritanya bermula dari pembacaan wasiat ayahnya Jo, yang isinya menyatakan bahwa Jo harus merawat Blu, adik tirinya. Sementara itu, Poppy, ibu kandung Blu akan mengambil Cuisine Diploma dari Le Cordon Bleu di Paris.

Seperti isi sinopsisnya, sebelum kedatangan Blu, Jo bebas melakukan apa saja yang dia mau, termasuk wanita. Namun kedatangan adiknya seakan menghambat kebebasan Jo tersebut. Ditambah adanya Dara, PA nya Blu.

Seperti cerita-cerita yang udah sering kita dengar, kalo antara perempuan dan laki-laki sering ketemu dan sering berantem, pasti ujung-ujungnya bakalan suka atau cinta. Klise. Itulah yang terjadi antara Jo dan Dara.

Namun menariknya novel ini, adegan-adegan yang dituliskan diceritakan secara cepat dan tidak bertele-tele, ditambah dengan alasan konyol bagaimana Jo dan Dara sering bertengkar, dan obrolan seputar dunia entertainment antara Dara dan Blu.
Menurut kamu, Justin Bieber hot apa nggak? tanya Dara, mencoba mengetahui hal-hal yang disukai atau tidak disukai Blu.
Mata Blu langsung berbinar-binar sebelum berkata dengan semangat, "super hot. Aku suka banget sama dia."
Dara tersenyum. "Twilight?"
"Aku lebih suka Hunger Games."
"Me too. Katniss jauh lebih cool daripada Bella, kan?"
"Iya. setidak-tidaknya dia nggak... oh... Aku cinta Edward, tapi aku juga cinta Jacob. Aku mau sama Edward, but I don't want Jacob die so I should kiss him. Terus... Oh let's marry Edward and break Jacob's heart. So stupid." (hal 27)

Poin yang buat ga bosan lainnya adalah bagian overprotektifnya Jo terhadap Blu. Banyak larangan ini itu, tapi dikemas dalam dialog yang menyenangkan.

"Iya. setidak-tidaknya dia nggak... oh... Aku cinta Edward, tapi aku juga cinta Jacob. Aku mau sama Edward, but I don't want Jacob die so I should kiss him. Terus... Oh let's marry Edward and break Jacob's heart. So stupid."
"Blu, you cannot say 'stupid'. That's rude," Jo mencoba memperingatkan adiknya. 
"Tapi beberapa kali aku dengar Mas pakai kata 'stupid'. Kok Mas boleh tapi aku nggak boleh? (hal 27-28)

Novel ini mempunyai dua sudut pandang, yaitu sudut pandang Jo dan Dara. Jadi kita bisa mengetahui bagaimana tanggapan Jo soal Dara dan bagaimana pendapat Dara tentang Jo. Tentu saja awalnya adalah tanggapan tentang bagaimana keduanya saling membenci satu sama lain, namun lama kelamaan berubah menjadi 'bagaimana aku bisa tetap terlihat cool meskipun aku mencintainya' hahaha.

Mesipun novel ini tebal, tapi aku ga bosan ngebacanya. Dikemas dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Ditambah dengan 'penantian' akan adegan konyol yang dilakukan Jo, Dara, dan Blu. Ga heran karena penulisnya adalah mbak aliaZalea.

Terus, adegan dewasa di novel ini tidak separah di novel-novel sebelumnya. Yah, tetap ada adegan seperti itu, mengingat novel ini bergenre metropop, yang berarti hal seperti ciuman, mengajak wanita ke rumah laki-laki, menggoda dengan cara yang tidak 'normal', dan sebagainya itu adalah hal yang biasa.

Untuk cover, gambar seorang cowo berbaju serba hitam yang hanya menolehkan sedikit kepalanya ke belakang. Dengan dua stik drum di saku belakangnya. Ga diragukan lagi, itu adalah Jo, sang drummer paling ganteng se-Indonesia.

Suka banget sama covernya. Ga rame namun bermakna. Awalnya aku kira si Jo ini suka make baju hitam-hitam, tapi kok aku cuma sekali nemu bagian dimana dia make baju serba hitam. Setelah selesai membacanya, mungkin baju serba hitam yang dikenakan Jo adalah gambaran dari sifat Jo sendiri. Seakan ada iblis yang bersembunyi di dalam dirinya, namun siapa sangka banyak rahasia dan seorang 'iblis', tetaplah memiliki hati.

Oh iya, aku juga udah lama baca novel yang banyak karakter cowoknya, namun ga pernah 'ngena'. Dan kali ini ada satu karakter yang 'ngena' di aku, yaitu Revelino Dorby alias Revel. I think, he's so cool :3 hahaha.

Kalo boleh ngasih bintang, aku pengen ngasih 3.5 bintang dari total 5 bintang.


2 comments:

  1. mba kalo mau baca novelnya bs baca dimana ya soalnya mau baca dulu kl bagus baru beli hehee...

    ReplyDelete